Kenangan adalah segalanya tentang ingatan, segala hal yang seketika hadir pada detik kemudian setelah pengulangan terjadi di hidup manusia. kenangan adalah segalanya tentang hidup dan bagian – bagian yang hidup didalamnya. Kenangan bagiku adalah tentang dua ruas jalan yang saling menyilang dan empat mata jalan dengan nama yang berbeda - beda. Kenangan bagiku adalah tentang menyusuri barisan toko tua untuk berakhir di ujung jalan, di sebuah bangku taman dengan cat hijau pudar yang berhadapan dengan air mancur dari lampu. Kenangan adalah segala tentang ingatan yang membuat dunia tak pernah menjadi aman lagi.
“ kamu liat toko keramik diujung sana ? “ tangannya menunjuk jauh kearah utara melintasi kendaraan yang berlalu lalang kearah gedung yang berada dibagian paling ujung
“ yaa, aku melihatnya “ aku mengangguk “ Ada apa dengan toko itu ? sepertinya bangunan itu berumur tua “
“ konon, toko keramik tersebut adalah salah satu bangunan paling megah dikota ini sebelum masuknya pembangunan. Bangunan itu sudah ada sejak 1913, tertua dikawasan ini “ dia menjelaskan dengan mimik serius dan aku hanya mengangguk “ pemiliknya adalah keluarga dermawan, warga keturunan yang sudah beranak pinak disini, perempatan ini tanpa bangunan tersebut adalah bukan apa – apa, maka begitulah semua orang akhirnya menyebut perempatan ini dengan nama perempatan dermawan”
Aku masih terus memperhatikan bangunan tua diseberang jalan yang masih terus menyita perhatian Jamilah. Bangunan itu nampak kusam dengan warna putih di tembok yang dibuat waktu menjadi kekuning – kuningan, aku percaya bangunan itu pernah terlihat megah seperti yang dikatakan Jamilah. Bangunan tiga lantai dengan banyak jendela itu memang seperti sengaja dibuat seperti tak terpisahkan dari tempat ini, menyilang secara diagonal, lurus seperti diatur untuk berhadapan langsung dengan taman, dengan air mancur dan dengan tempat kami duduk.
“ taman ini didedikasikan pak dermawan untuk mendiang istrinya, dia membuatnya untuk mengenang perjumpaan pertama dirinya dengan perempuan yang kelak menjadi istrinya. Kehidupan rumah tangga pak dermawan dan istrinya tidak berlangsung lama, istrinya ditabrak sebuah truk beberapa meter sebelum berhasil menyebrangi perempatan. Pak dermawan yang adalah cina keterunan menikah dengan istrinya yang berketurunan belanda, konon pula cinta dan keputusan mereka untuk menikah ditentang habis – habisan oleh keluarga istrinya, tapi cinta memang selalu menemukan jalan dan meski tak berlangsung lama, Pak Dermawan membaktikan diri dan hidupnya untuk membesarkan dua orang anaknya sendirian dan menghabiskan waktunya setiap sore untuk duduk ditaman ini. Semua orang mengenal pak dermawan, dia menghidupkan kenangannya dalam ingatan semua orang. Benar – benar istimewa “
Aku tak lagi memperhatikan bangunan tua diseberang jalan itu, aku hanya memperhatikan Jamilah. Setiap kata yang meluncur dari bibirnya, setiap kalimat yang berhasil ditandaskannya dalam satu helaian nafas, begitu istimewa. Jamilah memberiku kesan pada tiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku dan aku terus menabung kesan itu sejak pertama. Jamilah adalah juru bicara terbaik, tak ada yang tak menarik baginya. Jamilah adalah juru runding terbaik, dia tak pernah bertindak hanya sebagai pendengar atas semua hal yang aku keluhkan, dia selalu melahirkan solusi diantaranya. Jamilah memberiku satu spasi dalam hidupnya, tapi dia tak pernah kalau satu spasi yang diberikannya itu telah aku rangkai menjadi sebuah cerita panjang, kata ke kata, kalimat ke kalimat, paragraph demi paragraph dan semuanya tak pernah lagi hanya berarti satu spasi.
“ aku sudah berpacaran dengannya “ kalimat itu meluncur datar seperti tak bernyawa. Datar dan sangat ringan mengambang pada satu spasi kami seperti biasa.
“ aku senang mendengarnya “ dia tersenyum seperti biasa
“ sudah aku bilang kalian pasti cocok dan kini tugasku selesai “ senyumnya tetap mengembang
Aku tahu jamilah mencintaiku, bahkan cinta itu membuatnya mengukur diri untuk menemukan perempuan yang menurutnya sepadan denganku dengan menimbang – nimbang perasaan dan ketidak yakinannya. Menurutnya cinta tetaplah hanya tentang perasaan, bukan memiliki tubuh. Cinta bagi jamilah adalah menyematkan perasaannya bahkan dengan tanpa kata sambutan penyematan. Aku kehilangan jamilah, dia mengukur perasaannya tanpa sedikitpun mengukur perasaanku. Jamilah memang hanya ingin membuatku bahagia dengan pergi dan mengintaiku dari tempat yang aman menurutnya, tapi dia tak pernah tahu bahwa aku tetap ada dihadapannya. Aku tak pernah tahu kapan tepatnya aku jatuh hati padanya tapi dia membuatku nyaman dan tak pernah lagi mau beranjak
---
Air mancur dari lampu telah dinyalakan dan aku masih tersandar sendirian, memandang lurus perempatan dermawan yang pelan – pelan menjadi terbatas dan menyisakan lampu – lampu mercury yang berjejer bersisian ditepi jalan. Aku masih menghitung setiap spasi yang pernah ada dan masih akan terus ada. Kenangan adalah ingatan, ingatan yang akan terus ada, diam dan tak bergerak bila dikenangkan. Aku mengenangnya, mengenangkan semua hal yang membuatku akhirnya seperti menyatu dengan tempat ini.
Aku sendirian dibangku taman yang kini berubah warnanya menjadi putih. Samar – samar aku meneliti bayanganku sendiri, aku meneliti bayanganku untuk menemukan bayanganku sendiri yang ternyata sudah tak pernah lagi bersamanya. Satu spasi itu akhirnya hilang tapi apa artinya satu spasi itu ketika cerita sudah begitu panjang terurai. Hati tahu dan hati tak akan pernah salah.
Aku ingin menemukannya, aku ingin membaca cerita panjang ini untuknya tapi aku tahu dia tak pernah ingin dicari dan aku tak akan harus mencari seseorang yang tak ingin dicari seperti yang pernah dikatakannya padaku walau sejujurnya aku hanya ingin meminta satu spasi untuk satu kalimat jujur; bagiku dunia tak pernah aman lagi tanpa jamilah
---
Ambon, 7 Juli 2010 – 1.42pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar